Tadulako CEFOR (Center for Tobacco Control) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Tadulako (Untad) bersama Hasanuddin CONTACT (Center for Tobacco Control and Non Communicable Disease Prevention) menggelar workshop tobacco control policy.
Acara berlangsung di Aula Pascasarjana Untad, tanggal 13 Februari 2024. Acara ini dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FKM Untad yang mewakili Dekan, Direktur Hasanuddin CONTACT bersama Tim, Koordinator Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat, para Dosen dan Tenaga Kependidikan, serta Mahasiswa FKM Untad.
Prof. Dr. Nurdin Rahman, M.Si., M.Kes. selaku Dekan FKM Untad mengharapkan dengan workshop ini mampu memberikan informasi berharga khususnya kepada para mahasiswa FKM Untad tentang kebijakan pengendalian rokok.
“Semoga dapat menginspirasi saat terjun di masyarakat. Terima kasih kepada Direktur dan Tim Hasanuddin CONTACT yang telah hadir,” tutur Dekan.
Turut hadir dalam acara workshop tersebut yakni Direktur Tadulako CEFOR FKM Untad Dr. Muh. Ryman Napirah, S.KM., M.Kes., M.AP. bersama Direktur Hasanuddin CONTACT FKM Universitas Hasanuddin Prof. Dr. dr. H. M. Alimin Maidin, MPH. dan Ibu serta Tim H. Ir. Ahmad Wadi, M.Agr.Sc., Ph.D., Hj. Hadijah Hasyim, SE., M.Sc., Ph.D., Tika, S.KM., dan Indah, S.KM. Acara diikuti dengan penuh antusias oleh mahasiswa FKM Untad yang disertai dengan diskusi.
Dalam materinya, Ir. Ahmad Wadi, M.Agr.Sc., Ph.D. selaku narasumber menjelaskan tentang tobacco control policy and research centre, role of academic to enhance policy adoption. Sebagai moderator Dr. Lusia Salmawati, S.KM., M.Sc.
Dr. Muh. Ryman Napirah, S.KM., M.Kes., M.AP., Wakil Dekan Bidang Akademik yang juga Direktur Tadulako CEFOR FKM Untad mengucapkan terima kasih kepada Direktur Hasanuddin CONTACT dan Tim serta Bapak Narasumber yang telah menyempatkan waktunya kembali untuk hadir serta membagi ilmu dan pengalamannya kepada kita semua dalam workshop ini.
“Semoga materi yang disampaikan menjadi informasi berharga kepada para akademisi FKM Untad tentang pusat penelitian dan kebijakan pengendalian tembakau dan peran akademisi untuk meningkatkan adopsi kebijakan,” katanya.
Dr Ryman mengatakan bahwa peran civitas akademika sangat penting untuk menciptakan lingkungan kampus yang bebas asap rokok.
“Kolaborasi bersama sangatlah penting. Demikian pula kepada para mahasiswa dapat menjadi agen di masyarakat untuk menjadi inspirator dan edukator dalam pencegahan merokok,” pungkas Wadek muda ini.***