Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Tadulako (Untad) ikut terlibat dalam workshop pelaksanaan advokasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) tingkat Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Acara berlangsung di salah satu hotel di Kota Palu, tanggal 27-29 Mei 2024. Selain FKM Untad, acara ini dihadiri oleh unsur OPD terkait dari kabupaten/kota dan provinsi Sulteng, organisasi profesi, serta stakeholder lainnya.
Prof. Dr. Nurdin Rahman, M.Si., M.Kes. selaku Dekan FKM mengharapkan semoga dengan adanya masukan dalam workshop ini mampu memberikan manfaat lebih baiknya pelaksanaan advokasi Germas tingkat Provinsi Sulteng.
“Terima kasih kami ucapkan selaku pimpinan kepada delegasi FKM Untad yang terlibat,” tutur Dekan.
Acara ini diadakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Delegasi FKM Untad diwakili oleh Dr. Muh. Ryman Napirah, S.KM., M.Kes., M.AP. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik.
dr. I Komang Adi Sujendera, Sp.PD. selaku Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng berharap agar workshop pelaksanaan advokasi Germas tingkat Provinsi Sulteng ini dapat melahirkan rekomendasi dalam upaya koordinasi pelaksanaan pembudayaan Germas pada seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulteng.
Dr. Muh. Ryman Napirah, S.KM., M.Kes., M.AP. yang diberikan kesempatan memberikan masukan di acara tersebut dan juga merupakan Wakil Dekan Bidang Akademik FKM Untad menyampaikan apresiasi kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng yang telah menyelenggarakan workshop ini.
“Narasumber yang berasal dari berbagai unsur juga memberikan warna tersendiri, serta adanya pandangan dari berbagai elemen yang hadir diharapkan bisa memperkaya dan memberikan masukan berharga dalam pelaksanaan advokasi Germas pada seluruh kabupaten/kota di Sulteng,” katanya.
Sebagai masukan dari kami, lanjut Dr Ryman, diketahui bahwa dari sekian banyak permasalahan pelaksanaan Germas di lapangan, kurang optimalnya pelaksanaan Germas secara umum disebabkan oleh pola pikir (mindset) masyarakat yang menjadi kendala merubah gaya hidup sehat, belum optimalnya kerja sama lintas sektoral di daerah, serta terbatasnya anggaran dan sumber daya lainnya untuk mendukung pelaksanaan Germas terkait kegiatan lintas sektoral di daerah.
“Tentunya, peran perguruan tinggi sebagai salah satu komponen dalam pentahelix Germas selain pemerintah, dunia usaha, masyarakat/organisasi kemasyarakatan, dan media massa sangatlah penting. Pembangunan kesehatan tidak dapat dilaksanakan hanya oleh pemerintah saja, tetapi sangat diperlukan peran serta dan didukung oleh seluruh komponen masyarakat yang termasuk dalam pentahelix tersebut,” ungkap Dosen Muda ini.
Masih dalam penjelasannya bahwa optimalisasi peran perguruan tinggi sangat diperlukan oleh seluruh institusi pelaksana Germas yang dimotori oleh Dinas Kesehatan, dikarenakan peran civitas akademika sangat dibutuhkan dalam hal riset/penelitian, pengabdian kepada masyarakat, aktivitas akademik seperti KKN, praktikum, magang, dan lainnya yang bisa berakselerasi dengan topik Germas di lapangan.
“Evaluasi yang melibatkan akademisi juga diperlukan terkait pelaksanaan program Germas tersebut. Sehingga diharapkan ke depan Sulawesi Tengah bisa menjadi percontohan, yang bisa dimulai dengan sinergitas dalam pengoptimalan Kampung Germas di kabupaten/kota,” pungkasnya.***