MERCUSUAR – Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Tadulako (Untad) melakukan MoA (Memorandum of Agreement) atau Nota Kesepakatan Kerja Sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sulawesi Tengah (Sulteng)di aula kantor BKKBN Perwaksilan Sulteng belum lama ini.
MoA tersebut ditandatangani oleh Dekan FKM Untad Prof. Dr. Nurdin Rahman, M.Si., M.Kes. bersama Kepala BKKBN Perwakilan Sulteng Dra. Maria Ernawati, MM.
Substansi kerja sama yang ditandatangani tersebut adalah terkait pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Kepala BKKBN Republik Indonesia, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa seluruh BKKBN Perwakilan harus menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.
Salah satu upaya strategis yang bisa dilakukan adalah lewat komponen aktivitas di dalam kesepakatan kerja sama, yang tentunya saat ini dilakukan antara FKM Untad dengan BKKBN Perwakilan Sulteng.
Terkait giat itu, Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Muh. Ryman Napirah, S.KM., M.Kes berharap MoA mampu ditindaklanjuti ke depannya secara operasional dalam segala bentuk aktivitas akademik terkait pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat di bidang kesehatan masyarakat dan gizi. “ Tentunya sumber daya dosen dan mahasiswa dapat mengambil peran di dalamnya. Diharapkan gagasan kerja sama lainnya dapat terus digalakkan FKM Untad dalam implementasi kinerja praktis kami sebagai mitra instansi dan masyarakat,” ujar Ryman,
Sementara itu, Dekan FKM Untad, Prof. Dr. Nurdin Rahman, M.Si., M.Kes mengatakan adanya upaya percepatan penurunan stunting maka semakin terbuka peluang bagi FKM Untad untuk turut serta dalam menyukseskan program pemerintah dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat berdasarkan bidang keilmuan yang dimiliki.
Pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi adalah ranah kita dalam implementasi program pemerintah ini. Kita berharap bahwa di antara ratusan kampung KB yang direkomendasikan oleh BKKBN untuk program percepatan penurunan prevalensi stunting, ada yang kita jadikan sebagai desa percontohan atau desa binaan FKM, dimana desa ini menjadi tempat mahasiswa ber KKN tematik, ber PBL, pun juga menjadi tempat penelitian dan pengabdian bagi dosen untuk memberdayakan dan mengadvokasi masyarakat untuk senantiasa berperilaku hidup sehat dan berpola makan gizi seimbang, khususnya bagi pasangan usia subur hingga anaknya berumur 2 tahun (1000 HPK/Hari Pertama Kehidupan).
Jika upaya ini dilakukan secara berkelanjutan maka upaya percepatan penurunan stunting akan menjadi optimal. CLG
Sumber : Mercusuar Sul-Teng