Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Tadulako (Untad) memberlakukan sajian presentase ujian akhir mahasiswa menggunakan bahasa Inggris.
Mahasiswa menyajikan power point berbahasa Inggris saat ujian proposal dan hasil, serta membacakan abstrak berbahasa Inggris saat ujian skripsi.
Prof. Dr. Nurdin Rahman, M.Si., M.Kes. selaku Dekan mengharapkan dengan adanya pemberlakuan sajian power point berbahasa Inggris oleh mahasiswa saat ujian proposal dan hasil serta pembacaan abstrak berbahasa Inggris saat ujian skripsi kiranya dapat meningkatkan pencapaian visi FKM Untad untuk menjadi fakultas berstandar internasional.
“Harapannya juga agar Prodi Kesmas dan Prodi Gizi ke depan bisa meningkat akreditasinya menjadi akreditasi unggul,” tutur Dekan.
Dr. Muh. Ryman Napirah, S.KM., M.Kes., M.AP. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik mengungkapkan alasan memberikan penerapan power point berbahasa Inggris pada ujian proposal dan ujian hasil serta pembacaan abstrak berbahasa Inggris saat ujian skripsi adalah sebagai bentuk aplikatif dari upaya perwujudan visi FKM Untad untuk menjadi fakultas berstandar internasional dalam pengembangan ilmu kesehatan masyarakat dan gizi berwawasan bencana.
“Untuk bisa berstandar internasional, salah satu upaya yang dilakukan fakultas adalah dalam implementasi tridharma perguruan tinggi, salah satunya lewat ujian akhir” kata Dr Ryman.
Ajuan tersebut, lanjutnya, berdasarkan rapat penyamaan persepsi dosen dan tenaga kependidikan FKM Untad, perlu diketahui, redaksi power point yang disajikan mahasiswa berbahasa Inggris saat ujian proposal dan ujian hasil, bisa dipresentasekan juga dengan bahasa Indonesia oleh mahasiswa.
“Begitu juga dalam proses diskusi dan tanya jawab bersama tim penguji, bisa juga menggunakan bahasa Indonesia. Jadi tidak full menggunakan bahasa Inggris. Penekanannya pada power point yang disajikan berbahasa Inggris,” lebih lanjut dijelaskannya.
Meskipun dijelaskan Dr Ryman bahwa bagi mahasiswa yang ingin juga presentase menggunakan bahasa Inggris, sangat dibolehkan. Hal ini baru diberlakukan saat ini, dikarenakan sebagaimana yg disampaikan, untuk mewujudkan visi fakultas berstandar internasional.
Bahkan, katanya, Prodi Gizi sebelumnya sudah memulai dari beberapa tahun belakangan, dengan mengaplikasikan hal tersebut, bahkan pada moderator, presentase, dan diskusi yang menggunakan bahasa Inggris, meskipun masih juga campuran dengan bahasa Indonesia.
“Sehingga harapan kita Prodi Kesmas pun bisa memulai menerapkannya. Kalau kita tidak memulai sekarang, kapan lagi. Ke depan bahkan power point materi dosen juga nantinya bisa disajikan dalam bahasa Inggris,” harapnya.
Tantangan yang begitu kompleks dewasa ini, kata Ryman, juga mengharapkan mahasiswa dan alumni kita memiliki bekal kemampuan berbahasa asing yang mumpuni untuk bisa bersaing nantinya di dunia kerja, bukan hanya di dalam negeri, bahkan keluar negeri. Tentunya hal itu juga menjadi faktor pendukung dalam meningkatkan akreditasi institusi.***