Dian Septiawati dan Gita Cahyani, dua perempuan Sulawesi Tengah (Sulteng) yang mendapatkan beasiswa Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) tahun 2022.
Keduanya berkesempatan belajar di luar negeri dengan kampus pilihan selama kurang lebih 6 bulan atau satu semester. Kesempatan ini membuat keduanya mendapatkan banyak pelajaran baik untuk kehidupan akademik maupun non akademik.
Dian, panggilannya, lahir di Palu, 16 September 2001, merupakan bungsu dari 3 bersaudara.
Selama satu semester, ia belajar di University of Szeged, Hungary (Hungaria). Dian mengaku sudah memiliki keinginan sekolah di luar negeri sejak kelas 2 SMP, bahkan bermimpi melanjutkan pendidikan SMA-nya di luar negeri.
Tetapi dengan berbagai pertimbangan, juga restu orang tua, Dian memilih SMA Al-Azhar Mandiri Palu dan Universitas Tadulako (Untad) Fakultas Kesehan Masyarakat (FKM) di tahun 2019.
“Karena mempersiapkan diri untuk kuliah di LN, sejak SMA saya mulai aktif ikut lomba pidato bahasa inggris dan sering mewakili sekolah. Lalu saat akan kuliah, saya sempat daftar beasiswa Turkiye Burslari (YTB), tapi tidak lolos, mungkin karena orang tua tidak restui, dan hanya mengizinkan saya kuliah di Untad,” tutur putri dari pasangan Rusdin Abdul Rahim dan Rustin Labatco itu, Senin (28/02/2023).
Saat maba (mahasiswa baru) pun, kata dia, sebenarnya ia sempat belajar dan mempersiapkan diri untuk daftar besiswa YTB lagi dan beasiswa lainnya.
“Tapi memang belum rezeki,” kata putri dari Rusdin Abdul Rahim dan Rustin Labatco itu.
Dian pernah beberapa kali mendaftar program-program pertukaran mahasiswa/pelajar, bahkan dengan persiapan yang menurutnya sudah matang, sudah pula mengantongi restu orang tua, tetapi masih belum lolos.
Ketika semester V, ia mendapat informasi IISMA dari seniornya. Sayangnya info yang ia dapatkan itu sehari sebelum penutupan pendaftaran. Ia pun kembali belum bisa mewujudkan harapannya, kala itu.
Sempat galau antara ingin ke luar negeri atau segera lulus cepat, Dian kemudian tahu bahwa mahasiswa Untad dapat lulus tanpa mengerjakan skripsi. Sebagai gantinya, mahasiswa itu harus memiliki publikasi di jurnal internasional.
Kepala Regional Sulawesi – Kalimantan, Asosiasi Peneliti Muda Indonesia (Januari 2022 – sekarang) itu lalu mulai bergabung dengan dosen untuk meneliti, juga memasukkan hasil penelitiannya dari dana hibah penelitian Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).
Waktu pendaftaran IISMA sudah dibuka, tetapi perempuan itu jatuh sakit dan sempat down. Meski sudah bersiap sejak Desember sampai Februari, 3 bulan sebelum pendaftaran dibuka, tapi ia tidak benar-benar fokus karena sibuk mengurus kegiatan bahkan ke luar kota untk ikut lomba.
“Saya ikut lomba KTI nasional di Jambi, saat pulang saya sakit, saya jadi pesimis. Itu tinggal 1 bulan sebelum pendaftaran dibuka. Karena kan, orang-orang di seluruh Indonesia pasti sudah persiapan sejak 1 tahun lalu. Tapi akhirnya, saya berusaha lagi, dalam waktu 1 bulan itu, saya benar-benar belajar keras,” terangnya yang sempat shock dengan toilet di Hungaria yang tidak memiliki bidet.
Selama di Hungaria dan sempat melakukan beberapa perjalanan ke negara-negara eropa lainnya, Dian menjadi lebih mandiri, disiplin waktu, dan makin empati.
Sementara ketika di kembali ke Indonesia (Februari 2023), tidak lama, Dian resmi menggunakan gelar S.KM di belakang namanya. Dia lulus cumlaude dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,92.
Seperti Dian, Gita mendapatkan informasi tentang IISMA tahun 2021, namun belum sempat mendaftarkan diri karena sudah ditutup.
Ia pun mendaftar di tahun berikutnya. Menghabiskan waktu satu bulan, perempuan yang lahir di lembah Palu, 18 Februari 2001 itu menyiapkan banyak hal, mulai dari berkas yang diperlukan, tes bahasa Inggris, mengerjakan essay, dan lainnya.
Beberapa pekan setelah pendaftaran ditutup, ia mendapatkan pesan di waktu dini hari, bahwa ia lolos tahap satu. Di waktu yang sama, Gita mendapatkan jadwal wawancara, esok sore. Wawancara itu memakan waktu sekitar 25-30 menit dengan full menggunakan bahasa Inggris.
Bulan Mei, awardee XL Future Leader (September 2021) tersebut mendapat pengumuman. Dia diterima di Palacky University Olomouc, Czeech Republic (Republik Ceko), dengan disiplin ilmu berkaitan dengan Psikologi.
Untuk kampus dan universitas, mereka sendiri yang memilih dua kampus dan dua negara untuk menjadi lokasi tujuan belajar.
Banyak hal yang diperoleh mahasiswa semester akhir Jurusan Manajemen Untad itu. Selain jaringan atau networking, ia juga mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru. IISMA menjadi eye-opening experience baginya.
“Jujur, saya semakin yakin bahwa Indonesia ini bisa maju, yang dimulai dari SDM-nya. Saya mau berusaha menciptakan budaya-budaya positif, seperti disiplin, bertanggung jawab, punya sense of belonging, dan lain-ain. Hal ini terlebih dahulu saya terapkan di lingkungan saya dengan harapan bisa menular ke teman-teman yang lain,” ujarnya ketika ditanya apa yang ia peroleh dan bawa pulang ke Indonesia.
Saat ini, kesibukan Gita selain menyelesaikan tugas akhirnya, ia juga menjadi mentor untuk calon awardees yang mau mendaftar IISMA, baik mahasiswa Untad maupun yang di luar Untad.
Sembari berjuang untuk menyambut gelar sarjana sejak kembali dari Ceko, Gita sedang mempertimbangkan untuk studi masgisternya kelak. Tetapi yang paling ingin dilakukannya terlebih dahulu adalah bekerja, agar ia memperoleh pengalaman yang nyata.
Sulung dari dua bersaudara itu suka membaca buku. Ada beberapa rekomendasi buku bacaannya diantaranya The Things You Can See Only When You Slow Down (Haemin), Filosofi Teras (Henry Manampiring), dan Nunchi (Euny Hong).
Gita yang aktif berkegiatan adalah Staf Divisi Edukasi Generasi Baru Indonesia (GenBI) tahun 2021 sampai sekarang. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Pendidikan dan Pelatihan, Wort English Community (WELCOME), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untad.
Gita dapat dikatakan sangat aktif, dengan berbagai kegiatan, pun pada lomba debat, dan kompetisi lainnya. Sehingga kata Gita, pengalaman berorganisasi dan mengelola kegiatan menjadi nilai jual ketika mendaftar IISMA.
“Ada empat pertanyaan, pertanyaannya ada di portal IISMA. Intinya tentang academic and nonacademic achievements, dll. Jadi penting dan berpengaruh pengalaman-pengalaman berlembaga,” ungkap putri dari pasangan Sawir dan Musrifa itu.